Ekstraksi benih dilakukan dengan cara memisahkan benih dari kulit homogenya.metode yang sering digunkan ada dua jenis yaitu ekstrasksi basah dan ekstraksi kering, dan penyimpanan benih. Cabe besar ini merupakan jenis benih yang yang tidak bsnyak lendir sehingga mudah untuk mendapatkan benihnya tanpa proses fermentasi atau perendaman.
Persyaratan Umum dalam Produksi Benih Cabai Yang Harus kita ketahui
Selain memenuhi syarat – syarat budidaya, persyaratan lain dalam memproduksi benih sebagai berikut :
1) Sumber benih harus benar (real). benih adalah salah satu faktor penentu yang penting dalam budidaya. sehingga untuk memporoleh hasil yang maksimal kita harus menanam benih yang memiliki sumber benih yang benar dan berkulitas.
2)
Lahan yang digunakan untuk pembenihan merupakan lahan yang bersih, bebas hama penyakit (HPT) gulma/tanaman pengganggu. bisa menggunakann lahan yang bukan tanaman semafili, hal ini bertujuan untuk memutus siklus dari HPT yang terdapat dilahan. Tetapi jika lahan yang digunakan merupakan bekas dari tanaman sekeluarga maka harus didiamkan selaman minimal 3 bulan.
4)
Isolasi
jarak dan waktu merupakan hal yang perlu diperhatikan,. Isolasi jarak merupakan jarak yang mampu ditempuh oleh putik pada saat berbunga, misalnya pada jagung, dll. putik yang mudah dibawa angin akan mamapu mempengaruhi karena kawin silang antar varietas lain atau pada tanaman yang lain. Isolasi waktu merupakan sistem kalender terjadwal dalam penanaman, sehingga tepat waktu berbunga juga tidak bersamaan sehingga perlu diberikan jarak waktu tanam.
5) Sortasi hasil Benih dilakukan sebagai pencegahan terhadap tercampurnya benih varietas yang satu dengan yang lainnya. sortasi dilakukan dengan cara memilah dan memisahkan kotoran, benih tanaman/varietas lain,
7) Label Benih merupakan tanda pada tanaman yang telah kita silangkan. biasanya terdiri dari nama varietas, daya kecambah, tanggal silang, kadar air, pengolahan panen, tanggal simpan dll.
Beberapa kriteria yang diperhatikan dalam pengujian benih cabai di laboratorium disajikan pada Tabel Tabel 1. Standar pengujian laboratorium benih cabai
Kelas benih |
Kadarair (Max)% |
Benih murni (Min)% |
Kotoran benih (Maks)% |
Daya tumbuh (Min) |
Antraknose (Maks) % |
Virus TMV & AMV (Maks) % |
Benih penjenis Benih dasar * Benih pokok * Benih sebar * |
7 10.0* 10.0* 10.0* |
99 98.0 98.0 97.0 |
1.0 2.0 2.0 2.0 |
90 85 85 80 |
0.05 0.1 0.1 0.1 |
0.05 0.1 0.1 0.1 |
Praktikum pasca panen dan pengemasan acara praktikum pengolahan benih cabai dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih Politeknik Negeri Jember.
Alat dan
Bahan yang digunakan:
1. Buah cabai masak fisiologi
2. Air
3. Kertas label
4. Pisau
5. Timbangan
6. Saringan
7. Kertas
8. Gelas ukur
Langkah Kerja
a) Siapkan alat dan bahan
b) Pisahkan biji dengan kulit buah
c) Pisahkan biji bernas dengan cara merendam ke dalam air dan bilas berkali-kali samai bersih
d) Biji yang terpilih tiriskan dan hamparkan pada wadah emudian dikeringkan hingga kadar air 7-10%.
Tabel Hasil Pengamatan Perlakuan Benih Tomat
Perlakuan |
Berat |
Warna |
Daya Kecambah |
Cabe kering |
90,00 gram |
Kuning cerah |
22 >< 44% |
Cabe basah |
92,16 gram |
Kuning Gelap |
19 >< 38% |
Gambar 1. Perbandingan antara cabe olah basah (kiri) dan cabe olah kering (kanan)
(dokumentasi pribadi)
germination cabe olah kering
Tanaman cabai yang ditanam di dataran rendah dapat dipanen 60 – 80 hari setelah tanam dengan interval 3 – 7 hari. Di dataran tinggi biasanya waktu panen lebih lambat yaitu sekitar 4 bulan setelah tanam. Untuk memperoleh mutu benih yang baik, sebaiknya pemanenan dilakukan ketika buah sudah berwarna merah penuh.
Alat – alat yang akan digunakan dalam prosesing benih cabe harus bersih dan bebas dari kemungkinan campuran benih dari varietas-varietas lain. Setelah prosesing, benih dapat dikeringkan dengan cara diangin-anginkan tetapi tidak di bawah sinar matahari langsung, atau dengan cara dikeringkan di ruang pengering dengan suhu 34oC selama kurang lebih 5 – 6 hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar