BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dan mutu biji kakao yang tinggi ialah dengan mendapatkan bahan tanam (benih) yang berasal dari indukan yang sehat, memiliki pertumbuhan yang normal, serta berdaya produksi yang tinggi. Teknik pendederan benih dan umur kecambah untuk dipindahkan ke polybag, misalnya telah menghasilkan suatu teknik penyediaan bahan tanam dengan persentase benih afkir dibawah 20%. Macam bahan tanam yang digunakan berasal dari buah kakao varietas criollo, forastero, dan trinitario. Sedangkan kakao trinitario dapat dimasukkan dalam jenis kakao mulia ataupun lindak (tergantung kualitas biji yang dihasilkan), karena kakao ini merupakan hibrida hasil persilangan antara kakao criollo dengan forastero. Adapun ciri-ciri kakao criollo dan forastero dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.1. Ciri-ciri Criollo dan Forastero
No |
Ciri-Ciri |
Criollo |
Forastero |
1 |
Pertumbuhan Tanaman |
Lemah |
Kuat |
2 |
Produksi |
Rendah |
Tinggi |
3 |
Masa Berbuah |
Lambat |
Cepat |
4 |
Ketahanan Terhadap Hama/Penyakit |
Peka/Rentan |
Tahan/Toleran |
5 |
Kulit Buah |
Tipis, lunak |
Tebal, keras |
6 |
Warna Kulit Buah |
Merah-Orange |
Hijau-Merah |
7 |
Alur Pada Kulit Buah |
Dalam dan dangkal, berselang -seling |
Dalam |
8 |
Ujung Buah |
Tumpul agak bengkok, tidak ada bottle neck |
Bottle neck ada/tidak ada |
9 |
Biji |
Bulat |
Gepeng |
10 |
Wana Endosperma |
Putih |
Ungu Tua |
11 |
Rasa |
Enak |
Kurang Enak |
12 |
Fermentasi |
Cepat |
Lambat |
Sumber : Trubus Agriwidya,1996
1.2 Tujuan
Tujuan dari pratikum ini adalah untuk mengetahui beberapa metode pengolahan untuk mendapatkan benih kakao.
BAB 2. PROSEDUR KERJA
2.1 Waktu dan Temat
Praktikum persemaian kakao dilakukan pada hari kamis tanggal 18 Agustus 2016 di laboratorium teknologi benih.
2.2 Alat dan Bahan
a. Bahan dan alat yang diguanakan untuk ekstraksi kakao
- Buah kakao Edel dan Bulk
- Abu gosok
- Saringan
- Ember
- Air
b. Bahan dan alat yang digunakan pada uji daya kecambah setelah penyimpanan 1 minggu
1) Benih kakao Edel dan Bulk
2) Kertas merang
3) Plastik
4) Germinator
5) Hand sprayer
6) Karet gelang
c. Bahan dan alat yang digunakan pada persemaian kakao adalah Bahan untuk persemaian
- Benih kakao Edel dan Bulk
- Furadan 3G
- Potongan jerami atau mulsa
- Pasir halus
- Dithane M-45
d. Bahan dan alat media transpanting
- Polibag
- Media tanah top soil:pasir: pupuk kandang dengan perbandingan (2:1:1)
- Furadan 3G
- Dithane M-45
2.3 Langkah Kerja
2.3.1 Ekstraksi Benih dan Penyimpanan Benih Kakao
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Buah kakao yang matang, disortasi dan dipisahkan sesuai klon/varietasnya masing-masing dibagi dua kelompok
c. Mengeluarkan biji kakao yang masih dengan puld dari buah
d. Bersihkan pulp dengan abu gosok atau kapur hingga tersisa biji kakao saja dan biji kakao+kulit ari
e. Merendam biji kakao dengan fungisida Dithane 45 selama 10 menit
f. Kemudia dikering anginkan selama kurang lebih dua jam
g. Kemas biji kakao tersebut dengan plastik klip
h. Dan simpan dalam kardus yang berisi sekam padi untuk menjaga kelembaban dan kadar air
i. Mengamati keadaan benih setelah satu minggu penyimpanan kemudian dilakukan persemaian.
2.3.2 Persemaian Kakao
j. Isi bak persemain dengan pasir
k. Siram media pasir
l. Buat lubang tanam sedalam 2cm
m. Tanam ½ bagian benih kakao dengan posisi radikal dibawah dan dipadatkan daerah disebelah benih dengan tangan.
n. Benih dibenamkan secara larikan dengan jarak 5cm x 3cm.
o. Beri potongan jerami diatas persemaian
p. Melakukan pemeliharan seperti penyiraman.
q. Setelah umur 12 hari bibit dipindah pada media polibag.
BAB 3. PEMBAHASAN
3.1Hasil
Pengeringan kakao dengan kering angin (dok pribadi)
Kakao dengan kulit ari (pulp) dan kakao tanpa kulit ari (dok pribadi)
Kakao dengan Pulp (dok pribadi)
Pertumbuhan Kecambah kakao (dok pribadi)
Trasplanting bibit kakao (dok pribadi)
Tabel Pengamatan daya kecambah dan Persemaian kakao
Kegiatan |
Jumlah benih simpan |
Jumlah semai |
Prosentase Hidup |
Jumlah Kakao Trasplanting |
|
Tanpa pulp |
56 |
73 |
25 |
72% |
18 |
Dengan pulp |
58 |
69 |
25 |
68% |
17 |
Keterangan :
- Kakao yang disimpan menggunakan pulp akan lebih mudah mengeluarkan radikulanya, sedangkan benih kakao tanpa pulp tidak semua benih yang disimpan berkecambah
- Prosentase hidup benih kakao tanpa pulp lebih banyak dibandingkan dengan kakao yang disemaikan dengan pulp.
3.2 Persiapan benih (kriteria benih)
Kriteria benih yang baik adalah:
1) Benih tidak terserang penyakit.
2) Benih utuh dan seragam.
3) Benih diambil dari buah yang masak dan memenuhi kriteria benih.
4) Benih di ambil dari buah tanaman kakao yang berumur diatas 10 tahun.
3.2. Persiapan persemaian
1) Bak persemaian yang digunakan berukuran 30× 45 cm,yang berisi media pasir halus yang telah di campur dengan insekitsida (Furadan dengan dosis 2 gram). Pemberian pasir halus ¾ dari permukaan bak.
2) Puip dibersihkan dengan menggunakan abu gosok . Pembersihan pulp dilakukan dengan cara biji dicampur dengan abu gosok kemudian diremas-remas, diusahakan jangan sampai merusak biji, dan cuci dengan menggunakan air hingga bersih.
3) Merendam biji kakao kedalam larutan fungisida (Dhitane M-45) dengan dosis 2 gram / liter selama 6 menit. Kemudian tiriskan, dan di kering anginkan.
4) Benih ditanam dengan menggunakan jari kemedia pasir dengan posii perut dibawah sedemikian rupa sehingga bagian punggung kelihatan rata dengan permukaan tanam, dengan jarak tanam 2×3 cm.
5) Kemudian taburi dengan pasir tipis-tipis diatas bak, dan tuup dengan cacahan jerami.
6) Lakukan penyiraman dengan air bersih 2 kali sehari.
7) Pada umur 14-21 hari, benih siap untuk di pindahkan ke polybag dan dilakukan penyambungan ,yakni dengan kondisi kotiledon lepas, dan daun pertama (berjumlah empat lembar mulai tumbuh.)
3.3. Penyambungan
a. Saat pemindahan kecambah dilakukan bila keping-keping benih telah mulai tersundul keatas dengan kotiledon yang telah membuka dan tumbuh sepasang daun kecil.
b. Penyiraman dilakukan pada bak persemian dan polybag sebelum dilakukan pemidahan kecambah pada polybag. Bibit stadium kecambah diambil dengan solet.
c. Memotong akar batang bawah apabila terlalu panjang, dan tanam pada media yang telah disediakan atau media dalam polybag.
d. Batang bawah dipotong pada bagian atas ± 6cm dari leher akar, dan dibelah bagian tengah ,dengan celah ± 2cm.
e. Mengambil batang atas (entres) dan potong ± 4 cm dari bawah kotiledon, dan buat sayatan pada kiri dan kanan membentuk huruf V, diusahakan diameter disesuaikan dengan batang bawah.
f. Batang atas (entres) di masukkan kedalam celah batang bawah , kemudian diikat dengan parafilm hingga rapat.
g. Untuk melindungi entres dan sambungan, selanjutnya ditutup dengan kantong plastik putih transparan .
h. Penyiraman dilakukan 1-2 kali sehari tergantung pada keadaan, penyiraman dilakukan pagi hari.
4.5. Pemeliharan sambungan
Pemeliharan batang bawah dan batang atas harus dilakukan secara rutin dan insensif setelah penyambungan agar dapat tumbuh sehat dan normal.
A = Hasil sambungan bibit kakao umur 28 HSP
B = Pertautan Kambium
Tabel Pengamatan Persemaian Kakao dan trasplating kakao
Kegiatan |
Jumlah benih simpan |
Jumlah semai |
Prosentase Hidup |
Jumlah Kakao Trasplanting |
Jumlah sambungan Hidup |
Jumlah Sambungan Mati |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka pada saat melaksanakan penyimpanan benih harus memperhatikan sifat dari benih terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas benih. Pengkondisian yang sesuai dengan sifat benih akan sangat menjaga kualitas fisik-fisiologik dari benih yang disimpan. Oleh karena itu, implikasinya kepada teknik penyimpanan benih. Pada dasarnya semua teknik penyimpanan benih dapat dilakukan dengan pertimbangan bahwa benih yang disimpan harus kompatibel antara kondisi lingkungan serta sifat dari benih.Perbanyakan vegetatif kakao yang banyak dilakukan dengan cara sambung pucuk (grafting), dilakukan pada bibit umur 4-5 bulan dan dapat memperoleh hasil sambungan jadi lebih dari 80%. Sementara itu keberhasilan sambung dini (dilakukan pada bibit umur 2-4 minggu), dan memperoleh hasil sambungan masih rendah. Sambung dini memiliki nilai lebih, karena waktu pemeliharaan bibit dipembibitan dapat lebih singkat, yakni 6-7 bulan sementara dengan sambungan bibit umur 4-5 bulan perlu waktu 9-12 bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Puslitkoka, 2004. Panduan Lengkap Budidaya Kakao. Jakarta : AgroMedia Pustaka.
Poedjiwidodo, Y. 1996. Sambung Samping Kakao. Ungaran : Trubus Agriwidya
Prawoto, adi ; Nurul , Q ; Sri, Rahyu dan Bambang, K. 2005. Kajian Agronomis dan Anatomis Hasil Sambung Dini Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.). Dalam jurnal pelita perkebunan. Fol. 21 (1). Hlm. 12-30.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar